Jangan Salah! 4 Mitos saat Haid yang Masih Sering Dipercaya (Plus Faktanya)
Mitos saat haid selalu terdengar dramatis, misalnya saja, “Jangan keramas, nanti darahnya naik ke kepala!”
Larangan-larangan ini bertahan bukan karena logika medis, tapi karena warisan ketakutan yang turun-temurun. Padahal, survei global menunjukkan 45–95% perempuan mengalami nyeri menstruasi,[1] sehingga mitos dulu menjadi cara “mengontrol risiko” tanpa ilmu.
Saat akses informasi minim, kamar mandi dingin, dan air panas langka, larangan terasa masuk akal. Kini saatnya meluruskan mitos saat haid dan menemukan faktanya di sini!
Kenapa Mitos Bisa Terbentuk?
Larangan seputar haid tidak lahir dari “ketidaktahuan”, tetapi dari usaha melindungi perempuan di era tanpa penjelasan biologi. Saat tubuh perempuan dianggap rapuh, masyarakat agraris mengaitkan dingin dengan macetnya aliran darah, sehingga lahirlah tabu air dingin. Kamar mandi terbuka juga menjadikan risiko hipotermia lebih tinggi di masa itu.
Kemudian, narasi-narasi ini diwariskan secara lisan tanpa klarifikasi medis, sehingga mitos terasa logis. Bahkan di Eropa abad 19, keyakinan serupa memengaruhi posisi sosial perempuan.[2]
Kenapa Mitos Terasa Meyakinkan?
Nyeri haid terasa tajam karena tubuh sedang menghadapi inflamasi fisiologis. Reseptor nyeri jadi sensitif, sehingga pemicu kecil seperti vasokonstriksi dari minuman dingin atau fluktuasi insulin dari makanan saat menstruasi, terasa “berdampak besar”.
Contohnya, minum es lalu kram muncul, otak langsung mencari pola: “darah menggumpal”. Padahal, rata-rata intensitas nyeri memang 5,6–6,8/10 pada hari pertama.[3] Sensasi nyerinya nyata, tapi itu bukan akibat pantangan tradisional. Sayangnya, hal ini yang membuat mitos jadi warisan yang meyakinkan.
Mitos Populer dan Faktanya
Kita bahas bukan untuk menyalahkan budaya, tapi untuk memahami logika tubuh. Banyak larangan terasa meyakinkan karena sensasi kram, pusing, atau begah muncul di momen yang sama, sehingga otak langsung menghubungkan keduanya.
1. “Tidak Boleh Keramas saat Haid”
Ada masa ketika mandi air dingin berisiko bikin kepala pusing, tapi penyebabnya bukan karena darah yang “naik ke kepala”. Keramas tidak memengaruhi aliran darah uterus.
Namun, sensasi dingin berpotensi memicu vasokonstriksi singkat, lalu sebagian perempuan merasa kram “tertarik” ke atas.[4] Respons ini berbeda-beda. Jadi, apakah haid tidak boleh keramas? Boleh, hanya saja cari suhu air yang nyaman, terutama di hari pertama haid.
2. “Olahraga Membuat Darah Tersumbat”
Tahukah Anda bahwa aktivitas ringan-menengah justru membantu aliran darah? Hal ini juga melancarkan sirkulasi di area panggul dan melepaskan endorfin, sehingga nyeri segera reda.[5]
Jadi, bolehkah olahraga saat haid? Boleh, namun pilih ritme lembut seperti stretching atau yoga, bukan maraton. Lemaskan tubuh Anda, tidak perlu mengejar performa.
3. “Tidak Boleh Minum Es”
Es tidak menggumpalkan darah. Namun, jika muncul kram setelah minum es, itu adalah vasokonstriksi sementara pada sebagian perempuan akibat sensasi dingin. Kondisi ini cenderung tentang preferensi tubuh daripada larangan medis.
Jadi, minum es saat haid aman, selama tubuh Anda merespons dengan baik tanpa rasa kram.
4. “Tidak Boleh Makan Pedas”
Pedas tidak menghambat haid, hanya membuat pencernaan bekerja ekstra saat rahim sudah berkontraksi kuat. Karena 90% serotonin diproduksi di usus, gangguan kecil terasa besar di hari pertama.[6]
Akhirnya, banyak yang salah arti kalau pedas adalah pemicu haid tersumbat. Padahal, ini terkait dengan toleransi tubuh masing-masing orang.
Tubuh Perempuan Tidak Sama
Ada satu fakta sederhana di balik mitos menstruasi di Indonesia, yaitu sensitivitas tubuh perempuan berbeda-beda. Ada yang mudah kram saat dingin, ada yang kuat minum kopi pekat tanpa efek.
Oleh karena itu, amati siklus pribadi Anda selama 2-3 periode dan cari tahu apa yang paling nyaman, bukan sekadar mengikuti larangan umum.
Hanya sekitar 13% perempuan punya siklus 28 hari; rata-rata justru 29,3 hari dan normalnya 21–35 hari.[7] Untuk tubuh yang sedang inflamasi ringan, fokus ke hidrasi hangat, senyawa anti-inflamasi, dan mineral pendukung relaksasi otot.
Air jahe, misalnya, bisa memberi efek antispasmodik lembut, sementara lemon hangat menjaga hidrasi tanpa lonjakan insulin. Atau, Anda bisa coba kunyit asam yang menghadirkan kurkumin serta asam organik agar kontraksi rahim lebih efisien. Kombinasi kecil seperti ini membuat hari pertama lebih nyaman, realistis, dan bukan mistis.
Sido Muncul Kunyit Asam Lancar Datang Bulan: Tradisi yang Praktis untuk Rutinitas Modern
Tidak sempat merebus kunyit setiap pagi? Tidak perlu khawatir, Sido Muncul Kunyit Asam Lancar Datang Bulan menawarkan resep tradisi yang terjaga higienitasnya dan konsisten kandungannya. Formula siap konsumsi ini menggabungkan kunyit asli, asam jawa, dan rempah pendukung dalam takaran stabil.
Kurkumin dalam kunyit membantu meredakan inflamasi fisiologis sehingga tubuh bekerja lebih nyaman, sementara asam organik mendukung kontraksi rahim yang efisien. Bukan efek instan, ini adalah support system harian yang terasa saat Anda konsumsi teratur.
Mitos memang lahir saat akses ilmu masih terbatas. Namun, hari ini kita bisa memilih berdasarkan sains dan pengalaman tubuh sendiri. Jika ingin dukungan lembut yang konsisten, ritual Sido Muncul Kunyit Asam Lancar Datang Bulan bisa membantu tubuh tetap fit tanpa bergantung pada mitos saat haid.
Share this post
Related Posts
16 Manfaat Jamu Kunyit Asam untuk Wanita
12 Manfaat Kunyit Asam Ramuan Ajaib Tradisional
5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi saat Haid (Plus Solusi Lebih Aman)
5 Minuman yang Tidak Boleh Dikonsumsi saat Haid (Plus Alternatifnya yang Lebih Nyaman)
Cowok Wajib Tahu: Cara Tepat Hadapi Pasangan PMS dengan Empati
Komentar
Arsip
Topics
- Daya Tahan Tubuh
- Mata
- Stamina
- Vitamin
- Radikal Bebas
- Antioksidan
- Susu Jahe
- Jahe
- Peredaran Darah
- Khusus Dewasa
- Asam Urat
- Batuk Pilek
- Flu
- Anak Anak
- Kunyit Asam
- Bilberry
- Empon Empon
- Maag
- Diet
- Autoimun
- Kolesterol
- Masuk Angin
- Asam Lambung
- Sariawan
- Keputihan
- Jerawat
- Pegal dan Linu
- Panas Dalam
- Darah Tinggi
- Haid
- Kanker
- Insomnia
- Demam Berdarah
- Ibu Menyusui
- Hormon Testosteron
- Disfungsi Ereksi
- Disfungsi Seksual
- Hormon Wanita
- Sakit Perut
- Perut Kembung
- Olahraga
- Ambeien
- Wasir
- Kesehatan Pria
- Nafsu Makan
- Gangguan Lambung
- Kesehatan
- Liver
- Hati
- Hepatitis
- Batuk
- Badan Lemas
- Kesehatan Tulang
- Kesehatan Kulit
- Otak
- Jantung
- Otot
- Promil
- PMS
- Reward Point
- Lemak
- Gula Darah
- Kulit Gatal
- Sakit Pinggang
- Berat Badan
- Kesehatan Pencernaan
- Encok
- Sakit Sendi
- Ibu Hamil
- Bayi
- Bersalin
- Menghangatkan Badan
- Mual
- Tenggorokan
- Pernafasan
- Buang Air Kecil
- Keringat Dingin
- Sakit Kepala
- Demam Salesma
- Badan Meriang
- Buang Air Besar
- Stress
- Gelisah
- Kesehatan Wanita
- Diabetes
- Vertigo
- Kencing Manis
- Demam
- Muntah
- Metabolisme
- PCOS
- Bau Badan
- DOMS
- Sendawa

Masuk